Pages

Monday, 9 May 2011

ayo yang belum sunat, sunatan dulu yaaa :P


Sudah lama diyakini bahwa pria bersunat memiliki risiko lebih kecil untuk terkena HIV dibanding pria yang tak bersunat.
Lalu, apakah pria yang sudah telanjur dewasa juga perlu disunat supaya memperoleh manfaat yang sama? Bagaimana kalau sudah alot? Seorang peneliti dan Perancis menjawab, sebaiknya tetap sunat.
Dalam penelitian klinisnya, Dr. Bertran Auvert dari Hopital Ambroise-Pare di Boulogne, Prancis, secara random mengatur 1.546 pria tak bersunat usia 18-24 ber-HIV negatif untuk menjalani sunat di Afrika Selatan dan 1.582 pria lain sebagal kelompok kontrol.
Mereka yang menjalani sunat diminta libur ngeseks selama enam minggu setelah prosedur sunat. Dari pemantauan terus-menerus selama 21 bulan, didapati ada 20 kasus inveksi HIV pada mereka yang bersunat, dan lebih parah lagi, ada 49 kasus di kalangan yang tak bersunat.
Laporan Dr. Auvert itu dipublikasikan di jurnal medis PLoS Medicine, November ini.
Periset mencoba menerangkan sejumlah kemungkinan mengapa sunat memberi efek perlindungan terhadap infeksi HIV. “Keratinisasi kelenjar yang tak tertutup oleh kulit di ujung penis, cepatnya penis mengering setelah kontak seksual, mempersingkat harapan hidup HIV di penis setelah kontak seksual dengan pasangan dengan HIV-positif,” ujarnya.
Selain itu, “Berkurangnya keseluruhan permukaan kulit di penis berarti berkurangnya sel yang menjadi sasaran empuk HIV. Padahal, sel yang empuk menjadi sasaran HIV ini banyak sekali terdapat di kulit ujung penis yang dibuang bila seorang pria bersunat.”
Dr. Auvert dan rekan memberi rekomendasi pada pria agar bersunat guna memperkecil risiko terinfeksi HIV terutama di kawasan-kawasan yang rentan HIV. Namun, ia mengingatkan pria agar tidak berpikir bahwa sunat merupakan perlindungan total terhadap HIV. “Kondom tetap perlu digunakan dalam setiap perilaku seksual yang berisiko,” katanya.
Sumber: http://www.depkes.go.id

No comments: