Siswa Rayakan Kelulusan di Tanggul Lapindo
Sejumlah warga Suku Baduy sedang melakukan ritual Penembaan Lapindo didesa Ketapang, Sidoarjo.
Jika ribuan siswa di kota lainnya merayakan kelulusan dengan cara coret-coret baju, tidak demikian dengan siswa SMA korban lumpur Lapindo. Hari ini, mereka merayakan kelulusan Sekolah Menengah Atas dengan berdoa di atas tanggul penahan lumpur Lapindo. Sebanyak 22 siswa Madrasah Aliyah Kholid bin Walid ini menggelar doa bersama. "Alhamdulillah seluruh siswa lulus semua," kata Kepala MA Kholid bin Walid, Ali Mas'ad.
Mereka menengadahkan tangan, duduk berbaris berdoa bersama dipimpin guru setempat. Mereka berharap agar penderitaan korban lumpur Lapindo dipermudah. Serta hidup layak bersama keluarga lainnya. Mereka juga mengenang gedung sekolah yang tenggelam oleh semburan lumpur panas.
Kemudian mereka menerima pengumuman hasil ujian nasional yang terbungkus amplop dibagikan oleh guru setempat. Mereka nampak bergembira saat membaca hasil ujian yang menyebutkan 100 persen siswa lulus. Para siswa meluapkan kegembiraan dengan berdoa bersama sambil menyantap tumpeng yang dibawa dari rumah.
"Selama ini kami belajar di bekas gudang bangunan," kata salah seorang siswa. Mereka berharap agar adik kelasnya bisa menikmati belajar di bangunan yang layak. Sekolah terletak di lahan warga Desa Glagah Arum Kecamatan Porong. Apalagi, kini jumlah siswa juga merosot. Pada 2010 jumlah siswa sebanyak 32 anak, kini berkurang menjadi 22 siswa.
Mereka berharap agar segera mendapat ganti rugi untuk membangun gedung yang baru. Hingga kini, sekolah swasta ini tak mendapat ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya maupun Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
.
Sejumlah warga Suku Baduy sedang melakukan ritual Penembaan Lapindo didesa Ketapang, Sidoarjo.
Jika ribuan siswa di kota lainnya merayakan kelulusan dengan cara coret-coret baju, tidak demikian dengan siswa SMA korban lumpur Lapindo. Hari ini, mereka merayakan kelulusan Sekolah Menengah Atas dengan berdoa di atas tanggul penahan lumpur Lapindo. Sebanyak 22 siswa Madrasah Aliyah Kholid bin Walid ini menggelar doa bersama. "Alhamdulillah seluruh siswa lulus semua," kata Kepala MA Kholid bin Walid, Ali Mas'ad.
Mereka menengadahkan tangan, duduk berbaris berdoa bersama dipimpin guru setempat. Mereka berharap agar penderitaan korban lumpur Lapindo dipermudah. Serta hidup layak bersama keluarga lainnya. Mereka juga mengenang gedung sekolah yang tenggelam oleh semburan lumpur panas.
Kemudian mereka menerima pengumuman hasil ujian nasional yang terbungkus amplop dibagikan oleh guru setempat. Mereka nampak bergembira saat membaca hasil ujian yang menyebutkan 100 persen siswa lulus. Para siswa meluapkan kegembiraan dengan berdoa bersama sambil menyantap tumpeng yang dibawa dari rumah.
"Selama ini kami belajar di bekas gudang bangunan," kata salah seorang siswa. Mereka berharap agar adik kelasnya bisa menikmati belajar di bangunan yang layak. Sekolah terletak di lahan warga Desa Glagah Arum Kecamatan Porong. Apalagi, kini jumlah siswa juga merosot. Pada 2010 jumlah siswa sebanyak 32 anak, kini berkurang menjadi 22 siswa.
Mereka berharap agar segera mendapat ganti rugi untuk membangun gedung yang baru. Hingga kini, sekolah swasta ini tak mendapat ganti rugi dari PT Minarak Lapindo Jaya maupun Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo
.
No comments:
Post a Comment